Pengamat pendidikan Doni Koesoema menilai, usulan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi alias Kak Seto agar sekolah hanya tiga hari, tidak cocok diterapkan.
Ia menanggapi pernyataan Kak Seto yang akan mengusulkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim agar sekolah cukup tiga hari saja.
"Tidak cocok, anak-anak diminta sekolah lima hari saja. Sabtu Minggu-nya bingung mau ngapain. Orangtuanya juga bingung. Apalagi kalau tiga hari, suruh ngapain tuh anak-anak yang lain," kata Doni kepada Kompas.com, Kamis (5/12/2019).
Menurut Doni, sekolah tiga hari akan membuat waktu anak-anak akan terbuang sia-sia karena tidak ada aktivitas pembelajaran.
Perbaikan pendidikan, lanjut dia, bukan berarti mengurangi waktu sekolah menjadi tiga hari.
"Supaya pendidikan itu baik, bukan berarti terus dikurangi tiga hari. Kalau cuma Senin, Selasa, Rabu, terus hari sisanya ngapain anak-anak itu," kata Doni.
"Sekarang ini kan enggak kaya zaman dulu. Anak-anak masih punya banyak waktu luang untuk bermain dan lain-lain," lanjut dia.
Selain itu, ia memberikan catatan, bagaimana dengan para guru yang harus memenuhi tuntutan jam kerja jika waktu sekolah hanya tiga hari.
"ASN tiga hari gimana? Kerja memenuhi peraturan gimana? Kan enggak bisa. Pegawai negeri kan harus 37,5 jam bekerja dalam seminggu. Itu terus bagaimana? Gurunya masuk sekolah terus siswanya libur? ngapain gurunya?" ujar Doni.
Ia mengaku belum pernah menemukan kebijakan seperti ini di negara-negara lain.
Doni menilai, argumentasi Kak Seto ketika mengusulkan sekolah tiga hari tidak masuk akal dan tidak bisa dijadikan patokan secara nasional.
Menurut dia, banyak sekolah-sekolah swasta yang menerapkan sekolah lima hari memiliki prestasi, baik akademik maupun akademik, lebih baik dibanding homeschooling.
"Homeschooling dia kan hanya satu dari puluhan ribu homeschooling di Indonesia. Masa hanya dari satu contoh lalu kemudian dipakai secara nasional. Itu terlalu generalisasi," kata Doni.
"Jadi argumentasinya tidak masuk akal karena kalau sampelnya dari homeschooling saja tidak tepat dan sangat kecil," lanjut dia.
Oleh karena itu, Doni menganggap bahwa sekolah lima hari masih yang terbaik bagi pendidikan Indonesia saat ini.
Sebelumnya, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi (Kak Seto) mengusulkan sekolah cukup tiga hari kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
Menurut dia, uji coba mengenai sekolah tiga hari sudah dilakukannya selama 13 tahun melalui homeschooling miliknya di Bintaro, Tangerang Selatan.
Ia menilai, pemotongan jam pelajaran akan membuat anak-anak berprestasi di bidang akademik dan non-akademik.
Untuk mendukung argumentasinya, Kak Seti membandingkan homeshooling miliknya dengan sekolah formal.
Hasilnya, ia berpendapat, homeschooling yang melakukan kegiatan belajar hanya tiga hari justru menghasilkan lulusan yang lebih memuaskan.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.