Kebahagiaan terbesar orang tua adalah saat menyaksikan anaknya menikah. Momen ini pun seringnya mengundang emosi yang campur aduk antara senang dan sedih.
Baru-baru ini, sebuah video pernikahan pasangan Taiwan yang dibagikan di sosial media Facebook tiba-tiba jadi viral. Bukan karena pernikahan itu terlalu mewah atau lucu. Sebaliknya, video ini menarik perhatian banyak orang dan bahkan berhasil membuat penontonnya menangis karena momen mengharukan yang dilakukan ayah dari pengantin perempuan.
Sang ayah menyampaikan pesan atau wejangan di hadapan kedua belah pengantin. Pria ini terlebih menyampaikan pesan khusus kepada menantu laki-lakinya. Siapa sangka pesan singkat itu justru menyentuh hati banyak orang.
Meskipun sang ayah bukan orang yang berpendidikan tinggi, bahkan tak pandai menulis. Tapi di hari pernikahan putrinya, dia bersikeras tetap mau mencurahkan isi hatinya untuk menunjukkan betapa dia mencintai putrinya itu.
Pria berusia 62 tahun ini merogoh sakunya dan mengeluarkan selembar kertas kecil. Lalu membuka kertas itu dan dengan suara yang terbata-bata membacakannya dihadapan putri dan menantunya yang berlutut di depannya dalam upacara tradisional China:
"Yang pertama memeluknya adalah aku, bukan kamu.
Yang pertama menciumnya adalah aku, bukan kamu.
Yang pertama merawatnya adalah aku, bukan kamu.
Sembari menyeka air matanya, dia melanjutkan, “Tapi, aku berharap kamu (menantuku) akan jadi orang yang menemani dia seumur hidup.
Bila suatu hari nanti kamu tak mencintainya lagi, jangan beritahu dia, tapi beritahulah kepadaku.
Aku akan membawanya pulang…”
Semua orang pun terharu dan hampir semua mulai menangis.
Momen mengharukan ini didokumentasikan oleh adik perempuannya. Sementara aacra pernikahan ini digelar di kota Kaohsiung, Taiwan Selatan.
Pesan itu disampaikan tepat saat upacara penyajian the, sebuah ritual pernikahan tradisional dimana pasangan pengantin menyampaikan ucapan terima kasih kepada orangtua mereka dan menerima berkat sebagai balasannya.
Zheng Wen Yeh, selaku pengantin wanita mengatakan bahwa dirinya bahkan tak mampu mengucapkan selamat tinggal kepada sang ayah. “Aku tak ingin meninggalkannya. Aku hanya mau tinggal dengan dia dan merawatnya selama sisa hidupnya. Aku sangat berterima kasih kepada orang tuaku. Aku akan mencintai dan menghormati ayahku selamanya,” kata Yeh.
Sementara adik perempuannya,Ting Yi Yeh mengaku bahwa sang ayah bukanlah seorang yang berpendidikan tinggi. Dia tak mahir menulis dan kadang-kadang dia bahkan lupa cara menulis huruf tertentu.
Meskipun tak begitu tahu bagaimana sang ayah bisa menulis pesan mengharukan itu, tapi mereka tahu bahwa pria itu sangat mencintai anak-anaknya. “Sekarang aku menyadari betapa besarnya cinta ayah kepada ketiga putrinya. Rumah akan selalu jadi tempat berteduh kami yang aman. Aku tahu dia akan selalu ada untukku,” ucap Yeh.
Mereka memang tak terlalu dekat dengan sang ayah. Tapi semua berubah sejak empat tahun silam, setelah sang ibu meninggal. Sejak kehilangan sang ibu, ayah mereka berubah dan lebih dekat dengan mereka.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Sumber : Berbagai Sumber